Pj. Ketua Dekranasda Jatim Tekankan Pentingnya Lestarikan Wastra di Kalangan Anak Muda
SURABAYA, 14 NOVEMBER 2024 - Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Isye Sri Rahayu Adhy Karyono menekankan pentingnya melestarikan wastra atau kain tradisional Indonesia, terutama batik, di kalangan anak muda.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Batik Fashion Fair (BFF) yang berlangsung dari 13-17 November 2024 di Grand City Exhibition Hall Surabaya, Rabu (13/11/2024) sore.
Bertemakan "Multicultural Fashion Ragam Fashion dari Kriya Wastra Indonesia", ia mengatakan bahwa anak muda merupakan penentu masa depan batik sebagai salah satu warisan budaya.
"Saya berharap anak-anak muda sebagai penerus bangsa tentunya harus terus melestarikan warisan bangsa. Karena batik bukan hanya sekedar kain yang bermotif, tapi juga simbol identitas dari kreativitas dan tentunya kebanggaan yang harus dirawat dan dilestarikan," ujarnya.
Istri Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono itu menjelaskan, pemakaian batik sebagai corak busana ataupun lainnya tidak perlu selalu formal dan kaku. Sehingga, anak-anak muda dapat menyesuaikan model batik sesuai dengan perkembangan zaman.
Lebih jauh, dirinya mengatakan bahwa tujuan dari acara BFF ini adalah mendukung pelaku usaha dan mempromosikan Wastra di Indonesia. Meski begitu, ia menyadari tantangan besar yang ada di depan.
"Tantangan utama terbesar dalam era digitalisasi adalah dimulainya era disrupsi teknologi digital. Di Indonesia sudah menjadi keniscayaan dalam menyongsong revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan semakin masifnya penggunaan internet of thing atau IoT," katanya.
Maka agar apa yang kita miliki sekarang tidak tergerus teknologi, jelas Isye, adalah beradaptasi dengan keadaan. Yang berarti, memanfaatkan digital teknologi seperti Artificial Intelligence atau AI pada perkembangan layanan daring di sektor transportasi, perbankan, e-commerce hingga keuangan digital.
"Jadi kita perlu mempersiapkan SDM Jawa Timur. Agar ke depannya ekonomi kita bisa berbasis pengetahuan atau knowledge-based economy sehingga tidak lagi bergantung pada SDA," jelasnya.
Peran pemerintah sejauh ini dalam rangka membantu pelaku usaha menghadapi gejolak yang ditimbulkan pada era teknologi informasi ini antara lain relaksasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Dagulir, Ska Online dan pengawasan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
Selain itu, dibutuhkan pula sinergitas antara Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur, Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Peningkatan Kualitas dan Penguatan Pasar), serta program ekonomi kreatif sebagai sebagai pengembangan ekonomi Jawa Timur.
"Ada pula program Pemberdayaan K-UKM Jawa Timur, program Milenial Job Center atau MJC, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), hingga strategi Restart Tourism," pungkasnya.
Kegiatan BFF 2024 ini akan menampilkan kerajinan seperti batik, bordir, tenun, kebaya, sulaman, songket, busana muslim/hijab, busana daerah, perhiasan, batu permata mutiara, produk kulit, dan aksesoris kecantikan wanita yang tersebar di 120 stan dari berbagai instansi dan badan usaha Jawa Timur.
Pameran ini disemarakkan dengan berbagai macam hiburan. Mulai talkshow, workshop, lomba membuat aksesoris untuk umum, hingga fashion show.