Emil Dardak Dorong Dekranasda Jadikan Jatim Motor Ekonomi Kreatif Nasional

photo

SURABAYA, 14 NOVEMBER 2025 – Penjabat Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan keyakinannya bahwa Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mampu mengangkat Jawa Timur sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis budaya di tingkat nasional.

Optimisme tersebut ia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Dekranasda Jatim 2025 di Hotel Ciputra World Surabaya, Kamis (13/11/2025). Acara tersebut juga dihadiri Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin serta perwakilan Dekranasda dari seluruh kabupaten/kota.

Emil menyebut Rakorda tahun ini menjadi ruang penting untuk menyatukan arah pembangunan sektor kerajinan serta merumuskan strategi bersama dalam memperkuat industri kreatif daerah. Menurutnya, sektor kerajinan—mulai dari batik, tenun, kriya kayu, kulit, perak hingga logam—telah lama menjadi penopang ekonomi Jawa Timur.

Pada triwulan III 2025, perekonomian Jatim tumbuh 5,22 persen (yoy), melampaui rerata nasional yang berada di angka 5,04 persen. Capaian ini, kata Emil, tidak lepas dari kontribusi sektor kerajinan dan industri kecil menengah (IKM).

Di kesempatan yang sama, Emil mengapresiasi capaian Dekranasda Kabupaten Tuban yang berhasil meraih sertifikat Indikasi Geografis (IG) untuk produk Batik Tulis Tenun Gedhog Tuban—produk non-pangan pertama di Jatim yang mendapatkan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Komunal.

Emil menilai pengakuan IG tersebut menjadi langkah strategis dalam menjaga keaslian, kualitas, dan nilai budaya produk lokal. “Batik Gedhog Tuban memiliki kekhasan yang tidak dimiliki daerah lain. Prosesnya tradisional, motifnya kuat secara budaya, dan ini harus terus dilestarikan,” ujarnya.

Ia berharap keberhasilan Tuban dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam meningkatkan daya saing produk unggulan masing-masing.

Ketua Dekranasda Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak, menambahkan bahwa Rakorda menjadi ajang untuk menyelaraskan program kerja antardaerah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan dunia pendidikan agar ekosistem ekonomi kreatif Jatim semakin innovatif dan berkelanjutan.

“Kita perlu menguatkan jaringan kerja dan membuka ruang kolaborasi lebih luas agar potensi ekonomi kreatif daerah semakin berkembang,” kata Arumi.